Bersekutu Dengan Allah
daniel.tanamal Official Writer
Pada tahun 1927, Charles Lindbergh melakukan penerbangan solo yang pertama melintasi Samudera Atlantik. Ia terbang dari New York ke Paris, Perancis, menempuh jarak lebih dari 3.600 mil. Kecepatannya luar biasa, yakni 108 mil per jam. Perjalanan itu memakan waktu 33½ jam.
Beberapa tahun yang lalu Pemerintah Amerika Serikat memamerkan kehebatan sebuah pesawat jet pengintai, SR71. Pesawat itu melakukan perjalanan yang serupa dari New York ke London, Inggris, menempuh jarak 3.460 mil. Perjalanan itu memakan waktu 1 jam 56 menit. Pesawat itu terbang dengan kecepatan rata-rata 1.800 mil per jam dan kadang-kadang dengan kecepatan 2.000 mil per jam. Pesawat itu terbang lebih cepat daripada peluru ukuran 30.06 ketika peluru itu ditembakkan dari laras bedil.
Kita semua terperangah oleh kecepatan seperti itu. Itu karena kita semua selalu terburu-buru. Kita selalu sibuk.
Tak ada salahnya kalau kita sibuk. Tetapi ada bahaya yang tersembunyi dari kesibukan. Bahaya itu ialah bahwa kita akan menjadi begitu sibuk mengerjakan banyak hal sehingga kita tidak mempunyai waktu yang tersisa untuk hal-hal yang paling penting, yakni bersekutu dengan Tuhan.
Persekutuan dengan Tuhan adalah sebuah panggilan untuk menentukan prioritas yang benar dalam hidup. Ini merupakan panggilan untuk tidak begitu sibuk bekerja untuk Tuhan sehingga kita mengabaikan ibadah kita.
Jadikan waktu bersama dengan Tuhan adalah waktu yang spesial. Karena disanalah kekuatan, hikmat, kedamaian, sukacita Tuhan curahkan bagi mereka yang bersekutu dengan-Nya.
Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1